Sebanyak 8 orang mahasiswi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tergabung dalam Tim Tunggadewi (UGM-B) berhasil menjadi pemenang (best winner) pada 2019 UNESCO-UNITWIN ICT & Leadership Advanced Workshop and International Competition. Tim Tunggadewi terdiri dari Azizah Nur Ilmi (Pasca-sarjana Teknik Industri, 2017), Anggun Avissa (Pariwisata, 2015), Annisa Rakhma Sari (Pertanian, 2017), Nadyatul Khair (Biologi, 2016), Tri Retno Setyawati (Pasca-sarjana Teknik Industri 2017), Ihsan Tri Rengganis (Ilmu Sosial Politik 2015), Anindita Pristina (Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, 2015), dan Hanik Rahmatin (Teknologi Pertanian, 2015). Program tingkat internasional ini diselenggarakan oleh Asia Pasific Women Information Center (APWINC) pada tanggal 2 – 6 Desember 2019 di Sookmyung Women’s University (SMU), Seoul, Korea Selatan. Kegiatan ini disponsori oleh Kementerian Pendidikan Republik Korea, dan didukung oleh United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) serta University Twinning and Networking (UNITWIN). Peserta kegiatan terdiri atas 6 tim dari 5 universitas di 4 negara (Universitas Gadjah Mada (Indonesia), Quy Nhon University (Vietnam), National University of Laos (Laos), Souphanouvong University (Laos), dan Royal University of Phnom Penh (Kamboja)). Tiap tim beranggotakan 8 orang mahasiswi.
Kegiatan ini merupakan program lanjutan dari UNESCO-UNITWIN Local Training yang diselenggarakan oleh APWINC di 5 universitas tersebut. Di UGM sendiri APWINC bekerjasama dengan Pusat Studi Wanita (PSW). Kontingen UGM mengirim 2 tim (gelombang Januari (UGM-A) dan gelombang Agustus (UGM-B)) pada kejuaraan ini.
Peserta program ini juga diberi pelatihan bertema Enterpreneurship for Future Talent oleh Nn. Miran Kim (APEC Best Award Grand-Prix Winner). Selain itu, selama 4 hari pertama peserta diampu oleh dosen dan profesor dari SMU meliputi Prof. Hideki Isoda, Dr. Myeonghee Kim, Dr. Youngmin Park, Dr. Swoo-kyung Suh, dan Nn. Hojung Lee. Materi yang diajarkan untuk program Information and Communication Technology (ICT) meliputi Smart Clock dan Advanced Arduino Project. Sedangkan materi untuk program leadership antara lain berjudul Policy & Program Design for Women’s Empowerment, Career & Life Design, dan Your Iconic Color. Peserta juga diajak untuk study tour ke pabrik kosmetik Amore Seongsu. Tak hanya itu, peserta turut mengenyam pengalaman mengenal kebudayaan Korea lebih dalam dengan mengunjungi Bukchon Hanok Village.
Adapun proyek yang diusung oleh Tim Tunggadewi untuk kompetisi internasional tersebut berjudul “Coffention Project as Proposed Solution to Empower Women Coffee Farmer in Indonesia”. Coffention Project sendiri terdiri dari Coffention RnD dan Coffention Tool. Dalam hal ini, Coffention RnD merupakan sebuah program untuk mengembangkan kemampuan wanita petani kopi dalam RnD (Research and Development) atau riset dan pengembangan produk kopi. Sedangkan Coffention Tool merupakan sebuah alat dan aplikasi yang dibuat dengan Arduino UNO dan MIT App Inventor untuk membantu penyortiran dan fermentasi buah kopi. Coffention Tool berperan sebagai media fasilitator dari visi Coffention RnD.
Nama Coffention sendiri diambil dari penggabungan dua buah kata yaitu Coffee (kopi) dan Invention (cipta). Proyek ini diharapkan dapat membantu wanita petani kopi dalam meningkatkan variasi rasa dan aroma kopi lokal sehingga dapat memajukan industri kopi di Indonesia. Dengan demikian, proyek ini tidak hanya mendukung penguatan perempuan, namun juga membantu pengembangan industri.