Share info from : https://selatanindonesia.com/2022/06/29/ketua-harian-kagama-ntt-robert-fanggidae-dan-rektor-undana-terima-27-mahasiswa-ugm-yang-kkn-di-sarai/
KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Ketua Keluarga Alumni Universitas Gadjah Madah (Kagama) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Robert Fanggidae atau yang akrab disapa Bobi Fanggidae bersama Rektor Undana Kupang, Dr. Maxs Sanam menerima rombongan mahasiswa UGM yang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Sabu Raijua.
Acara penerimaan dilakukan di Aula Kampus Undana Kupang, Selasa (28/6/2022). Sebanyak 27 mahasiswa UGM dengan dosen pendamping lapangan Dr. Widya Nayati bakal menggelar KKN di Kecamatan Hawu Mehara, Kabupaten Sabu Raijua. “Ini adalah kali ketiga mahasiswa UGM melakukan KKN di Sabu Raijua,” sebut Bobi Fanggidae.
Disebutkan Bobi Fanggidae, selain di Sabu Raijua, mahasiswa UGM juga melakukan KKN di Lamboya Kabupaten Sumba Barat, Labuan Bajo Manggarai Barat, dan Kolbano Kabupaten Timor Tngah Selatan. “Selaku Ketua Kagama NTT, saya dan teman-teman Pengurus dan Anggota membantu menfasilitasi urusan administrasi di Pemda serta berbagai fasilitas lainnya yang dibutuhkan oleh teman-teman mahasiswa. Ini merupakan tanggungjawan sebagai alumni UGM,” ujar Dirut Bank TLM ini.
Rektor Undana Kupang, Dr. Maxs Sanam menyambut baik KKN mahasiswa UGM di Kabupaten Sabu Raijua. Menurutnya, dipilihnya Sabu Raijua sebagai lokasi KKN akan berdampak pada wawasan Nusantara dan kecintaan terhadap NKRI bagi para mahasiswa UGM. “Juga, bagi masyarakat Sabu Raijua akan terjadi peningkatan pola pikir dan cara memanfaatkan potensi sumber daya yang ada di daerahnya,” sebut Dr. Maxs Sanam.
Dosen pendamping lapangan para mahasiswa KKN UGM, Dr. Widya Nayati yang dihubungi menyebutkan, pihak UGM memilih Sabu Raijua sebagai lokasi KKN mahasiswa untuk ketiga kalinya lantaran ada niat luhur yang diemban. “Kami punya keinginan agar masyarakat Sabu Raijua khususnya di Hawu Mehara tidak terus menjadi masyarakat yang selalu mengharapkan bantuan dari Pemerintah baik Daerah maupun Pusat. Kalau terus dibantu maka masyarakatnya akan terus begitu,” sebutnya.
elain itu, menurut Dr. Widya, jika masyarakat terus mengharapkan bantuan Pemerintah maka lebih banyak yang diberikan adalah makanan instan yang berdampak pada obesitas pada masyarakat. Maka, penyakit ikutan akan muncul. “Kalau Puskesmas dan Rumah Sakit di daerah tidak berubah maka masyarakat di Sabu tidak bisa terlayani dengan maksimal karena fasilitasnya terbatas. Maka kami berusaha untuk menghentikan hal itu dengan menguatkan aspek ketahanan pangan,” katanya.
Disebutkan Dr. Widya, pihaknya mencoba mengenalkan ketahanan pangan dengan menyambut pariwisata di Kalaba Madja. “Ketika masyarakat sudah cukup ketahanan pangan dan mamapu mengolah makanannya, maka mereka juga akan siap membuat rumah makan atau warung untuk wisatawan yang berkunjung ke Kalaba Maja. Maka ekonomi masyarakat akan tumbuh setelah dia paham bagaimana mengolah pangan,” jelasnya.
Ia menambahkan, data yang diperolehnya menyebutkan bahwa lulusan SMA di Sabu Raijua lebih banyak didominasi oleh perempuan dibandingkan laki-laki, sehingga pihaknya menitikberatkan sasaran program KKN pada kaum perempuan. “Paling tidak kaum perempuan di Sabu, tingkat pendidikannya lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Dan kalau perempuan menjadi penggerak utama maka saya optimis misi kita akan berhasil,” ujarnya.
Penu;is : Laurens Leba Tukan