Pada hari selasa tanggal 3 Maret 2020 Pusat Studi Wanita Universitas Gadjah Mada (PSW UGM) kembali menyelenggarakan Seminar Bulanan, kegiatan yang dilaksanakan rutin setiap bulan kali ini menghadirkan narasumber yaitu Prof. Ir. Ambar Pertiwiningrum, M.Si., Ph.D., IPM. ASEAN Eng yang merupakan Guru Besar Fakultas Peternakan UGM dan sekaligus Kepala Laboratorium Teknologi Kulit, Hasil Ikutan dan Limbah Peternakan Fakultas Peternakan UGM mengangkat topik ”Peran Wanita untuk Mendukung Kemandirian Energi dan Pangan” dan dihadiri dari Para Akademisi, Mahasiswa, DPRD, serta birokrasi dan Maysarakat umum,
Dalam paparanya Prof. Ambar menyampaiakan Mengapa perlu membicarakan Energi dan Pangan? Karena Berdasarkan pengalaman di pedesaan banyak potensi energi baru terbarukan untuk mendukung ketahanan pangan. Sebenarnya Ternak tidak hanya menghasilkan limbah akan tetapi apabila di manfaatkan dan diolah bisa menjadi sumber energi, narasumber mencontohkan Limbah ternak seperti urin, kotoran, dan sisa pakan ternak serta limbah pertanian bisa diolah menjadi biogas, dimana biogas bisa dimanfaatkan untuk listrik serta bahan bakar untuk memasak, kemudian hasil limbah dari biogas bisa diolah dan dimanfaatkan menjadi pupuk padat, kascing, media tanam dan lain-lain, dari limbah pertanian akan menghasilkan pupuk cair oleh karena itu mengapa limbah ternak dan limbah pertanian harus diolah? Karena nilai ekonominya.
Siapa yang diuntungkan dalam industri limbah ternak kalau di buat Bio Gas adalah perempuan karena dipergunakan untuk masak sehingga menekan pengeluaran rumahtangga. Sebagai contoh lagi Selari limbah peternakan bisa digunakan untuk media jamur. Mandiri energi dari limbah bisa untuk mendukung produksi pangan pedesaan. Bio gidester bisa mengurangi bakteri pathogen pada kotoran ternah contoh: bakteri ecoli.
Dalam proses pengolahan Biogas pemerintah sudah mengeluarkan banyak anggaran untuk membuat perangkat. Tetapi fakta dilapangan ditemui banyak yang mangkrak karena tidak melibatkan masyarakat, tidak ada pendampingan masyarakat. Pengguna yang sebagian perempuan tidak mendapat pembelajaran tentang penggunaan bio gas. Maka kunci keberlanjutan harus melibatkan peran antara lain : Peran Tokoh Masyarakat, Kepala Desa/Pemimpin Agama hal yang sangat penting diawal implementasi dan saat implementasi, Kaum perempuan harus dilibatkan sejak awal perencanaan pengelolaan dan pemanfaatan sehingga perempuan bukan hanya sebagai pengguna saja, dan tak kalah penting adalah peran Pemerintah
Hal itu semua perlu Pelatihan Teknis kepada penduduk lokal dengan melibatkan perempuan dilakukan secara berkesinambungan. Peran perempuan sangat penting untuk sustainability pemanfaatan energi terbarukan di desa. Perempuan sedianya dilibatkan dalam perencanaan pengelolaan energi terbarukan. Pemanfaatan pengolahan limbah diarahkan/dipromosikan untuk kegiatan usaha produktif (pemberdayaan wanita). Wanita lebih fokus ke kegiatan produktif daripada mencari kayu untuk memasak.
Dalam sesi diskusi, Ibu Sumarni DW dari FKKMK UGM menyampaikan saya tertarik pada peran peremuan saya menemukan adanya perubahan sosial budaya di berbagai lokasi erupsi Merapi peran perempuan sangat berat dan sangat besar, peran perempuan sangan tinggi dalam pemberdayaan ekonomi keluarga tapi sipa yang melindungi. Agustinus Supriyanto menyanpaikan dalam keluarga limbah minyak goreng selama ini belum digarap, pernah di tempatnya ada inisiatif mengumpulkan akan tetapi sekarang sudah tidak jalan, bagaimana penggunaan limbah minyak di rumah tangga. Cristina dari Pegiat perempuan menanyakan untuk energi yang diperlukan dalam rumah tangga idelanya membutuhkan tenak berapa atau Berapa banyak kotoran untuk untuk bio gas.
Menanggapi pertanyaan dari peserta diskus Prof. Ambar Pertwiningrum menyampaikan bahwa Permasalahannya terletak pada pelibatan perempuan dalam pengambilan keputusan dalam semua proses pemberdayaan. Sehingga perempuan memang menjadi subyek dalam pemberdayaan tersebut. Termasuk dalam pemberdayaan kemandirian energi. Semua yang dilakukan bisa menggunaan potensi dan bahan lokal. Sedangkan untuk pengolahan limbah minyak goreng Sudah ada contoh desa di panggung harjo bank minyak jerantah. Yaitu pemanfaatan minyak. Untuk kebutuhan biogas rumah tangga 5 ekor sapi 5 M kibig (1 m kibig energinya 0,4 liter) untuk satu keluarga. Di seyogyakan dari kandang kelompok. Tetapi sayangnya kandang kelompok lokasinya jauh dari perkmpungan. Biayanya kapasitas 5 m Kibig biaya sekitar 2 – 3 juta.